Reksa dana menjadi salah satu jenis investasi yang banyak dipilih investor pemula. Berperan sebagai wadah yang menghimpun dana dari para investor untuk diinvestasikan ke berbagai instrumen, investasi reksa dana memungkinkan Anda mulai berinvestasi dengan nilai relatif terjangkau. Belum lagi adanya kehadiran manajer investasi yang akan mengelola modal dari investor sehingga sangat memudahkan.
Meski begitu, bukan berarti Anda bisa lepas tangan begitu saja. Tidak ada salahnya, lho, belajar strategi investasi reksa dana agar Anda bisa mendapatkan keuntungan maksimal. Setidaknya ada lima strategi investasi reksa dana yang perlu Anda pahami, seperti yang dijabarkan di bawah ini.
Strategi lump sump
Dalam dunia investasi, lump sump adalah istilah yang mengacu pada penempatan seluruh dana investasi secara langsung di awal. Biasanya, strategi reksa dana satu ini dilakukan saat harga investasi sedang rendah. Jadi, saat nantinya nilai investasi naik, Anda pun akan mendapatkan keuntungan besar.
Namun, karena harus menempatkan seluruh dana investasi di awal, maka Anda hanya mendapatkan satu harga. Itulah kenapa biasanya imbal hasil dari investasi reksa dana dengan strategi lump sump relatif lebih kecil dari sejumlah strategi lain. Selain itu, jika nilai investasi sedang turun, risiko kerugian yang ditanggung juga biasanya relatif lebih besar karena adanya satu harga tersebut.
Strategi market timing
Belajar investasi reksa dana dengan strategi market timing membutuhkan ketelitian cukup tinggi. Anda harus memahami kapan waktu tepat untuk membeli investasi demi mendapatkan keuntungan maksimal. Idealnya, Anda dianjurkan mulai bergerak saat pasar sedang menguat dan harga masih cukup rendah. Artinya, Anda harus rutin memperhatikan indikator Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) serta fluktuasi imbal hasil obligasi.
Selain ketelitian, kesabaran dan ketepatan waktu menjadi kunci penting dalam kesuksesan strategi market timing. Jangan sampai terdorong emosi yang malah mendorong Anda justru membeli investasi reksa dana dengan harga mahal dan menjualnya kembali saat pasar bergerak tutun.
Baca juga: Tips Investasi Reksadana bagi Pemula
Strategi dollar cost averaging
Dollar cost averaging adalah strategi investasi yang mengharuskan Anda menyetorkan dana dalam jumlah sama selama periode tertentu. Misalnya, Anda berinvestasi reksa dana sebanyak Rp1 juta setiap bulan sekali dalam lima tahun. Mengingat sifatnya yang rutin dan stabil, strategi dollar cost averaging pun biasanya lebih cocok untuk Anda yang memiliki penghasilan tetap tiap bulannya.
Selain itu, strategi ini juga cenderung tidak memedulikan harga investasi dengan tujuan meminimalisir risiko yang muncul akibat fluktuasi penurunan harga. Melalui investasi rutin, Anda dapat sekaligus terhindar dari kerugian lebih besar ketika pasar bergerak turun karena rata-rata harga pembelian investasi Anda cenderung moderat.
Strategi buy and hold
Bagi yang memiliki tujuan finansial jangka panjang, maka buy and hold adalah strategi investasi reksadana yang tepat untuk Anda. Sesuai namanya, konsep strategi buy and hold adalah membeli investasi (buy) lalu mendiamkannya (hold) dalam waktu cukup lama tanpa memperhatikan pergerakan harga di pasar. Asumsinya tentu saja investasi dalam jangka panjang akan membawa keuntungan lebih maksimal.
Namun, untuk benar-benar mendapatkan keuntungan yang diinginkan, Anda disarankan untuk menjalankan strategi buy and hold selama setidaknya lima belas tahun. Jadi, selama lima belas tahun tersebut, dana investasi Anda akan disimpan tanpa melakukan penjualan kembali, pembelian, maupun pengalihan.
Strategi average up
Belajar investasi reksa dana juga tidak terlepas dari strategi yang berlaku pada instrumen-instrumen investasinya, termasuk saham. Yes, strategi average up memang lebih dikenal dalam investasi saham. Konsep dasarnya adalah membeli saham yang sudah dimiliki secara bertahap demi memaksimalkan keuntungan.
Sebagai contoh, katakanlah Anda sudah memiliki saham Telkom (TLKM) sebanyak 50 lembar di harga Rp2.500,00. Seminggu kemudian, harganya naik menjadi Rp3.000,00 per lot. Anda pun memutuskan untuk menambah kepemilikan saham TLKM sebanyak 25 lot. Pembelian 25 lot saham inilah yang dimaksud dengan averaging up. Sebulan kemudian, nilai saham TLKM kembali naik hingga Rp4.000,00. Pada saat inilah Anda memutuskan menjual seluruh saham TLKM yang dimiliki.
Walaupun memang reksa dana memiliki manajer investasi yang membantu mengelola dana Anda, belajar investasi dan strateginya tetap penting dilakukan. Dengan begitu, Anda pun bisa meraup keuntungan optimal dari investasi reksa dana. Anda pun bisa ikut belajar investasi lebih banyak lagi di MOST secara gratis. Setelah sudah tahu lebih banyak soal investasi reksa dana, Anda bisa langsung ikut berinvestasi melalui aplikasi MOST juga. Praktis, aman, dan langkah maju menuju masa depan finansial yang lebih stabil!