Selain saham, investasi tak kasat mata lainnya yang cukup diminati masyarakat Indonesia adalah reksa dana. Investasi reksa dana banyak diminati karena modal yang dikeluarkan tidak begitu besar dan dapat dilakukan dengan cara kolektif. Jenis investasi reksa dana sendiri masih dibagi berdasarkan sifat dan tingkat risikonya. Berikut beberapa pilihan yang dapat Anda jadikan pertimbangan sebagai cara memilih reksa dana.
Reksa dana saham
Investasi reksa dana paling pertama yang bisa Anda pilih adalah reksa dana saham atau dikenal pula dengan equity fund. Seperti namanya, sekitar 80% aktivanya berupa ekuitas. Reksa dana ini sangat tepat bila Anda ingin berinvestasi jangka panjang, misalnya untuk 10 tahun terakhir, di mana reksa dana saham ini dapat menghasilkan imbal hasil hingga 18% per tahunnya.
Untuk reksa dana saham, memang diperlukan manajer investasi yang andal dalam menempatkan sahamnya. Harga pasar saham yang bersifat fluktuatif juga bisa mengakibatkan risiko tinggi. Hal ini memang wajar bila melihat potensi profitnya yang tinggi. Maka, diperlukan pertimbangan yang matang bila Anda akan memilihnya.
Reksa dana pasar uang
Reksa dana berikutnya adalah reksa dana pasar uang. Investasi ini menitikberatkan pada instrumen pasar uang. Untuk masa jatuh temponya sendiri, biasanya kurang dari setahun. Bentuknya dapat berupa deposito berjangka, sertifikat deposito, dan sertifikat Bank Indonesia. Selain itu, ada pula instrumen lain seperti surat berharga pasar uang.
Ditinjau dari segi risiko, jenis ini cukup aman dan imbal hasilnya bisa dikatakan kecil. Reksa dana pasar uang banyak dipilih oleh para investor yang ingin berinvestasi dalam jangka pendek dengan tenggat waktu dibawah setahun. Bila digunakan sebagai dana pensiun, sebaiknya Anda jangan menggunakan investasi reksa dana ini.
Reksa dana pendapatan tetap
Jenis ini merupakan investasi reksa dana yang menginvestasikan paling tidak 80% aktiva dalam bentuk obligasi maupun efek utang. Sama halnya dengan investasi reksa dana pasar uang, jenis ini bisa digunakan untuk jangka pendek dengan pengembalian yang cukup stabil. Alhasil, risikonya pun relatif lebih rendah, cocok dipilih oleh Anda yang masih awam dalam dunia investasi reksa dana.
Reksa dana campuran
Jenis ini disebut campuran karena alokasi investasi reksa dana ini cukup bervariasi. Misalnya dalam bentuk saham yang dapat dikombinasikan dalam bentuk obligasi. Tingkat risikonya pun terbilang moderat dan profitabilitasnya cukup tinggi karena tujuannya adalah pertumbuhan harga yang tinggi beserta pendapatannya.
Reksa dana terproteksi
Jika dilihat secara sederhana, reksa dana terproteksi ini cara kerja dan karakternya cukup mirip dengan deposito; keduanya memiliki tenor atau jatuh tempo. Dari segi keuntungannya, akan dibagikan berkala dengan nilai investasi pokok yang masih utuh ketika masuk jatuh tempo. Isinya pun berupa obligasi.
Di sini, seorang manajer investasi perlu memiliki strategi maupun pengelolaan secara pasif. Dalam artian, manajer investasi akan membeli obligasi dan menahannya sampai jatuh tempo. Ketika obligasi ini jatuh tempo, maka para pemegang reksa dana ini bisa mendapatkan kembali besaran pokok investasinya.
Baca juga: Tips Investasi Reksadana untuk Pemula
Reksa dana sektor riil
Bila selama ini investasi reksa dana hanya dikenal di atas kertas saja, maka Anda pun perlu mengetahui bila sebenarnya ada pula reksa dana dalam sektor riil. Reksa dana sektor riil masih dibagi lagi dalam beberapa jenis, antara lain:
- Reksa dana Penyertaan Terbatas (RDPT)
- Dana Investasi Real Estate (DIRE)
- Kontrak Investasi Kolektif Efek Beragun Aset (KIK-EBA)
Exchange Traded Fund
Jenis investasi reksa dana yang terakhir adalah Exchange Traded Fund atau biasa disebut dengan ETF. Pada dasarnya, jenis ini merupakan investasi reksa dana dalam bentuk kontrak secara kolektif. Adapun unit penyertaannya tercatat dan diperjualbelikan di lantai bursa. Mengenai portofolionya, jika biasanya pada reksa dana umum merupakan emiten, maka portofolio ETF ini merupakan saham yang sudah menjadi anggota indeks saham.
Contohnya, apabila ada investor membeli reksa dana ini dalam bentuk LQ45, maka investor ini memiliki setidaknya 45 saham yang masuk dalam bentuk LQ 45. Sedangkan untuk harganya sendiri akan muncul ketika jam operasional bursa dimulai.
Reksa dana syariah
Selain investasi reksa dana konvensional, kini juga berkembang reksa dana syariah. Adapun mekanisme maupun instrumen di dalamnya haruslah sesuai dengan prinsip syariah. Contohnya, Anda tidak bisa mengharapkaninvestasi reksa dana ini untuk sektor perbankan maupun industri yang bertentangan syariah lainnya seperti perusahaan minuman keras.
Oleh karena itu, investasi syariah memiliki proses screening untuk menyaring mana saja instrumen investasi yang tidak menyalahi aturan syariah. Selain itu, pengawasannya dilakukan oleh Dewan Pengawas Syariah. Lalu, untuk dana lain yang tidak sesuai dengan syariah, seperti bunga bank, akan dihibahkan kepada pihak lain.
Cara memilih reksadana yang tepat sebenarnya tergantung pada kondisi finansial Anda saat ini dan apa yang menjadi tujuan Anda di masa depan. Di samping itu, Anda pun sebaiknya memilih broker atau perusahaan sekuritas terpercaya yang memiliki platform terbaik dan mudah digunakan, seperti Mandiri Online Security Trading (MOST). Selain registrasi yang mudah, di sini Anda bisa memilih investasi reksadana tanpa ribet. Tertarik mencobanya? Anda bisa klik di sini.
Baca juga :