Investasi saham menjadi salah satu instrumen yang cukup banyak diminati oleh masyarakat di Indonesia. Meski begitu, tidak sedikit pula masyarakat yang memiliki alibi-alibi tertentu sehingga mereka merasa takut untuk berinvestasi. Seperti apa alibi dan anggapan yang sering muncul di masyarakat terkait jual beli saham ini? Berikut beberapa di antaranya yang perlu Anda ketahui agar tidak salah paham dengan investasi saham.
Saham sama dengan judi
Mungkin anggapan bahwa berinvestasi saham sama dengan judi sudah sering Anda dengar. Tidak sedikit juga yang percaya kalau jual beli saham itu dilarang oleh negara maupun agama. Alibi seperti ini muncul dikarenakan kurangnya pengetahuan seseorang tentang investasi saham itu sendiri. Faktanya, jual beli saham sama saja dengan kita memiliki kepemilikan pada perusahaan tertentu.
Ingat, investasi saham sangat jauh berbeda dengan judi. Dalam berjudi, seseorang akan bermain keberuntungan dan tidak perlu pengetahuan khusus. Beda halnya dengan saham yang dibutuhkan riset dan analisis mendalam tentang kinerja perusahaan dan pergerakan pasar. Dengan kata lain, investasi saham sebenarnya hampir sama dengan Anda melakukan bisnis pada umumnya, yakni menjual dan membeli produk pada saat yang tepat.
Rumit dipelajari
Keraguan berikutnya yang muncul dalam diri seseorang yang malas untuk berinvestasi dikarenakan mitos bahwa saham itu sulit dipelajari, khususnya bagi para investor pemula. Sebab, banyak istilah-istilah yang kurang familiar dan akan dihadapkan sebuah grafik pergerakan harga yang tentu memusingkan.
Tak heran, banyak pula yang beranggapan jika investasi saham hanya cocok bagi kalangan pebisnis dan intelektual. Pada kenyataannya, investasi saham sebenarnya tidaklah terlalu rumit dipelajari apabila Anda bersungguh-sungguh. Saat ini juga terdapat banyak informasi mengenai seluk beluk saham yang bisa ditemukan dengan mudah di jagat maya. Jadi, Anda bisa belajar tentang saham di mana saja dan kapan saja dari berbagai macam sumber informasi, baik itu internet maupun buku investasi.
Baca juga: Kiat Memulai Saham bagi Pemula
Sekali rugi, langsung bangkrut
Mitos atau alibi lainnya yang sering didengar dari orang-orang yang takut berinvestasi saham ialah risiko kerugian yang besar. Banyak yang beranggapan kalau sekali rugi di investasi saham akan langsung bangkrut. Memang, semua investasi memiliki risiko, termasuk pula saham. Namun, bila Anda bisa menganalisisnya dengan baik, maka potensi kerugian dapat diminimalisir.
Selain itu, bagi trader pemula, ada baiknya untuk memilih jenis saham yang minim risiko. Misalkan untuk jenis saham yang termasuk indeks LQ45 karena relatif lebih likuid. Meskipun harga saham terkadang turun saat terjadi krisis, namun biasanya hal itu bersifat sementara dan bisa naik kembali seiring dengan pulihnya kestabilan di pasar dan faktor lainnya seperti kondisi politik dan kebijakan ekonomi yang diambil pemerintah. Jadi, anggapan sekali merugi langsung bangkrut untuk investasi saham adalah alibi yang kurang tepat apabila saham bisa dikelola dengan baik dengan memperhatikan kondisi ekonomi dan faktor-faktor lain.
Pendapatan masih kurang untuk investasi
Seringkali orang bilang bahwa saham membutuhkan modal dan biaya investasi yang besar sehingga dana yang dimiliki pun rasanya tidak akan cukup. Sebenarnya, Anda tidak perlu membutuhkan dana yang begitu besar sampai harus mengutik pendapatan bulanan demi berinvestasi saham. Ada pula saham yang dijual dengan harga rendah per lotnya atau per 100 lembar.
Contoh, saham di perusahaan X bernilai Rp500 per lembarnya. Di sini, Anda bisa membeli saham dari perusahaan X untuk satu lotnya adalah Rp500 x 100 lembar. Jadi, Anda hanya perlu membayar Rp50 ribu saja. Cukup terjangkau, bukan? Namun, perhatikan pula performa perusahaan tersebut dan harga per lot yang ditawarkannya sesuai kebutuhan dan profil investasi Anda.
Trauma investasi saham bodong
Beberapa waktu lalu, berita mengenai investasi saham bodong cukup ramai jadi perbincangan di masyarakat. Tidak sedikit pula korban dari penipuan tersebut. Hal seperti ini pun terus menjadi bayang-bayang di masyarakat dan menjadi persepsi buruk investasi saham. Padahal, dalam kenyataannya tidak semua saham yang ditawarkan buruk dan merupakan produk abal-abal.
Karenanya, ada baiknya bagi Anda untuk mengecek legalitas perusahaan saham yang ada. Apakah sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku atau malah menjanjikan janji keuntungan besar yang terlalu muluk. Selain itu, cek pula apakah perusahaan tersebut sudah terdaftar dalam pengawasan Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Bila aspek-aspek legalitas dan regulasinya sudah memenuhi persyaratan yang berlaku, maka perusahaan tersebut merupakan perusahaan sekuritas tepercaya dan layak Anda pilih, seperti Mandiri Sekuritas.
Jadi, setelah Anda mengetahui fakta mengenai investasi saham di atas, tidak ada lagi alasan untuk menundanya. Pilih perusahaan sekuritas yang aman dan tepercaya yang juga menawarkan kemudahan dan produk saham terbaik dengan klik di sini.