Bagi seorang investor, memerhatikan grafik pergerakan harga atau pola candlestick merupakan makanan sehari-hari. Dengan melihat naik turunnya grafik, maka investor bisa melakukan analisis untuk memasuki pasar serta posisi yang akan diambil. Grafik juga berguna untuk melakukan perkiraan seberapa besar keuntungan dan kerugian potensial yang bisa didapatkan oleh investor.
Salah satu tipe grafik yang biasa digunakan oleh para investor adalah candlestick. Candlestick, atau yang dalam bahasa Indonesia disebut tongkat lilin, merupakan grafik yang bisa menunjukkan harga pembukaan dan penutupan serta harga terendah dan tertinggi.
Candlestick juga bisa menampilkan pergerakan harga sesuai dengan waktu yang diinginkan atau periode. Periode yang digunakan adalah per menit, lima menit, satu jam, harian, mingguan, atau bulanan. Satu candlestick akan menunjukkan waktu tergantung dari periode yang kita gunakan, apabila kita memakai periode satu minggu maka satu candlestick akan menunjukkan pergerakan satu minggu, dan lain sebagainya.
Uniknya juga, candlestick dapat menunjukkan sentimen pasar terhadap salah satu saham tertentu yang ditandai dengan munculnya candlestick dalam berbagai ukuran serta tren pergerakan. Tren pergerakan bisa sangat berguna bagi seorang investor dalam memutuskan kapan dan posisi apa yang harus diambil ketika akan masuk pasar.
Sebelum kita masuk pada pembahasan apa itu pola candlestick, artikel ini akan menjelaskan dasar dari candlestick dalam trading chart.
Ingin mencoba investasi saham? Yuk intip tips mudah transaksi saham dengan aplikasi MOST, cek videonya di sini
Bentuk Candlestick
Apa itu candlestick? Candlestick sendiri terdiri dari dua komponen yaitu body dan shadow/wick candle. Body candle menunjukkan harga pembukaan dan harga penutup yang biasanya berbentuk persegi panjang vertikal. Sedangkan shadow/wick candle merupakan garis yang keluar dari body candle di atas dan di bawah, garis ini akan menunjukkan harga terendah dan tertinggi dalam candle tersebut.
Warna candlestick menunjukkan apakah candle tersebut adalah candle bullish atau bearish. Candle bearish ditampilkan dengan warna merah/hitam sedangkan candle bullish ditandai dengan warna hijau/putih.
Dalam pembentukannya, candlestick akan mengambil data OHLC atau Opening (Pembukaan), High (Tertinggi), Low (Terendah), dan Close (Penutupan). Candle bullish memiliki Open di bawah dan Close di atas body sedangkan candle bearish memiliki Open di atas dan Close di bawah body.
Menggunakan Candlestick dalam Periode Waktu
Candlestick akan semakin akurat apabila pergerakan terkonfirmasi sama atau mendekati searah pergerakannya dari periode terendah sampai tertinggi. Apabila seorang investor menggunakan metode scalping, maka silahkan gunakan periode waktu rendah seperti per menit sampai per jam.
Untuk melihat tren jangka panjang, maka investor bisa menggunakan periode waktu yang lama seperti H4 dan D1 sampai M. Periode waktu yang lama juga akan memperlihatkan sentimen pasar jangka panjang yang bisa dimanfaatkan apabila investor ingin menyimpan saham untuk jangka waktu yang lama.
Baca Juga: Apa itu Chart Pattern dan Apa Manfaatnya?
Pola Candlestick
Karena candlestick memperlihatkan pergerakan harga yang dihasilkan dalam jangka waktu yang cukup lama dan berulang, maka dalam chart pattern dikenal sangat banyak sekali pola-pola yang menggambarkan pembalikan arah maupun tanda akan kemanakah harga akan bergerak di masa yang akan datang.
Dalam artikel ini akan dibahas lima pola dalam jenis-jenis candlestick yang menjadi andalan bagi para investor untuk membaca pergerakan saham.
- Morning Star
Pola morning star akan muncul saat terjadi tiga formasi candle, yang pertama adalah terciptanya candle bearish trend yang lebih besar dibandingkan dengan candle spinning top. Candle ketiga akan membentuk bullish dan ukurannya bisa lebih besar atau kurang lebih sama apabila dibandingkan dengan candle pertama.
Pola ini menunjukkan reversal dari pergerakan uptrend ke arah downtrend. - Shooting Star
Pola ini terbentuk saat panjang body lebih kecil dibandingkan dengan panjang ekor serta muncul ketika sedang uptrend. Reversal dari uptrend ke arah downtrend biasanya ditandai dengan kemunculan pola ini.
Baca Juga: Chart Pattern yang Sering Ditemukan dalam Pergerakan Saham - Inverted Hammer
Dalam pola ini, posisinya berada di downtrend dengan panjang ekor lebih besar apabila dibandingkan dengan body candle. Reversal dari penurunan menuju peningkatan akan terlihat di pola ini. Bentuknya adalah kebalikan dari Hammer. - Hammer
Sama seperti inverted hammer, hammer juga menunjukkan pergerakan akan berpindah dari penurunan menuju kenaikan. Panjang ekor lebih besar dari body dengan munculnya ada ketika harga sedang dalam fase downtrend. - Doji
Kekuatan yang seimbang antara investor sell dan buy akan memunculkan pola doji, yang dimana ini artinya tidak ada perubahan tren karena daya yang saling tarik-menarik
Yuk mulai investasi saham untuk mencapai kebebasan finansial di hari tua. Cek di sini!
Demikian penjelasan mengenai candlestick dan beberapa pola yang biasa digunakan oleh investor untuk membaca pergerakan harga saham. Dengan menggunakan aplikasi MOST, maka para investor dapat dengan mudah mengakses chart pattern serta menganalisis pergerakan harga saham dibantu dengan pola candlestick yang sudah dikenal ini. Kunjungi segera MOST untuk mendapatkan informasi mengenai aplikasi MOST dari Mandiri Sekuritas.