Chart Pattern yang Sering Ditemukan dalam Pergerakan Saham
Mengacu pada prinsip Dow Theory, harga saham akan terus mengalami pengulangan. Karena itulah, investor disarankan untuk terus mempelajari pola/pattern yang kerap terjadi pada harga saham. Mengandalkan pengetahuan macam macam chart pattern, investor akan mampu memprediksi arah harga yang paling mungkin terjadi selanjutnya.
Sebelum investasi saham, kenalan dengan arti menu-menu portofolio saham pada aplikasi MOST yuk! Cek videonya di sini
Di dalam dunia saham dikenal 3 kategori pola grafik/ jenis chart pattern yang umum ditemukan, yaitu: pola pembalikan trend/reversal pattern, pola pelanjutan trend/continuation pattern, dan pola pembalikan atau pelanjutan trend/bilateral pattern.
Setidaknya, terdapat 15 jenis chart pattern yang umum dipelajari investor pemula dimana ada 5 di antaranya paling sering ditemukan di pasar saham Indonesia.
- Double Top dan Double Bottom
Double top merupakan pola bearish reversal yang terjadi setelah pola bullish (tren harga naik) yang cukup kuat. Jika diperhatikan, pola ini terlihat seperti ada dua kepala yang bersanding. Cukup mudah dikenali dan cukup besar kemungkinan terjadinya bearish reversal. Sekilas, pola double top ini mirip seperti huruf M. Tahapan pertama terbentuknya pola double top ini adalah terbentuknya harga tertinggi selama tren bullish.
Kemudian setelah harga tertinggi tercapai dan menciptakan level resistance, harga akan turun dan menciptakan level support namun tidak dalam. Kemudian, harga akan naik kembali dan menyentuh level resistance sebelumnya atau bahkan mendekati saja, tidak perlu menyentuh level resistance sebelumnya. Lalu setelah itu, harga akan kembali turun dan dapat mem-break level support sebelumnya. Jika sudah break level support, maka yang terjadi selanjutnya kemungkinan besar adalah terciptanya pola pembalikan arah/downtrend setelah tren naik.
Sebaliknya, double bottom merupakan pola bullish reversal yang terjadi setelah pola downtrend yang cukup kuat. Pola ini seperti ada dua kepala terbalik yang bersanding dan sekilas seperti huruf W. Tahapan awal dari pola ini adalah terjadinya pergerakan harga yang akan membentuk level support sehingga penurunan harga terhenti pada level tersebut.
Setelah itu, harga biasanya akan naik dan menciptakan level resistance, kemudian harga kembali turun menuju level support sebelumnya. Tetapi, ketika harga tidak mencapai level support sebelumnya, maka kemungkinan besar akan terjadi kenaikan harga. Jika pola double bottom ini terjadi, probabilitas terjadi bullish dapat dibilang cukup tinggi. Anda dapat open posisi buy ketika harga sudah break level resistance.
- Bullish dan Bearish Pennant
Pola bullish pennant terjadi ketika adanya konsolidasi setelah kecenderungan harga naik/uptrend dengan membentuk pola segitiga menyamping. Bullish pennant terjadi tepat setelah kenaikan harga yang cukup tajam dan membentuk sebuah pola saat harga bergerak menyamping, kemudian semakin menyempit membentuk pola bendera segitiga menyamping. Probabilita melanjutkan tren bullish cukup besar sehingga dapat membuka posisi buy ketika harga sudah bergerak naik.
Berlawanan dengan bullish pennant, pola bearish pennant justru menandai adanya probabilitas kelanjutan penurunan harga. Bearish pennant ini adalah pola lanjutan yang menandai adanya konsolidasi mengerucut dalam pergerakan harga di tengah-tengah tren turun yang kuat.
Pola ini dapat dikenali dengan adanya bentuk pola bendera segitiga saat harga bergerak menyamping, membuat titik tertinggi yang lebih rendah dan posisi terendah yang lebih tinggi secara bertahap. Tren turun kemudian berlanjut dengan penurunan harga berukuran serupa lainnya.
Baca Juga: Auto Order: Solusi Trading Saham di Tengah Padatnya Aktivitas
- Rising dan Falling Wedge Pattern
Pola rising wedge termasuk pola bearish reversal yang menandakan probabilitas pembalikan arah/trend yang sedang terjadi. Jika diperhatikan, garis support dan resistance sama-sama menunjukan arah naik ke titik yang sama dengan ujung yang menyempit. Jika menemukan pola seperti ini, maka probabilitas pembalikan arah cukup besar.
Pola falling wedge termasuk pola yang menunjukan probabilitas akan terjadinya bullish reversal cukup tinggi. Berkebalikan dengan rising wedge, garis support dan resistance sama-sama menurun menuju ke arah titik yang sama dengan ujung menyempit. Jika menemukan pola ini, maka tren kemungkinan besar akan berbalik arah dan Anda dapat menentukan posisi untuk beli saham.
- Bullish dan Bearish Rectangle Pattern
Pola bullish rectangle termasuk pola berkelanjutan ketika sedang terjadi uptrend atau harga naik. Pola ini berupa pola yang menunjukkan pola konsolidasi sebelum trend naik berlanjut. Biasanya, pergerakan harga berada di range yang sempit dengan jarak garis support dan resistance yang sama jaraknya. Open entry buy jika harga sudah break level resistance sebelumnya.
Terbalik dengan pola bullish rectangle, pola bearish rectangle termasuk pola berkelanjutan ketika sedang terjadi bearish/downtrend atau harga turun. Seperti pada gambar yang ditunjukkan di atas, harga turun dalam tren bearish yang kuat dan kemudian mulai berkonsolidasi atau memantul antara level support dan resistance membentuk pola paralel. Setelah itu, harga kemudian menembus level support yang lebih rendah dan melanjutkan tren turunnya.
- Head and Shoulder dan Inverted Head and Shoulders
Pola head and shoulder menunjukkan probabilitas bearish reversal atau pembalikan arah ketika harga sedang mengalami kenaikan. Pola ini muncul setelah tren bullish dan menandakan kemungkinan pembalikan ke sisi bawah. Pola ini cukup mudah dikenali karena adanya pola yang terbentuk oleh puncak (bahu), diikuti oleh puncak yang lebih tinggi (kepala), dan kemudian puncak lain yang lebih rendah (bahu). Jika menemukan pola ini, hindari open posisi buy, karena ada kemungkinan pembalikan tren dari bullish menjadi bearish.
Inverted head and shoulders adalah kebalikan dari pola head and shoulder. Pola ini menunjukan probabilitas pembalikan arah/bullish reversal yang sedang turun menjadi naik. Pola ini diidentifikasi ketika price action membentuk pola seperti, harga jatuh ke palung dan kemudian naik, lalu harga jatuh di bawah palung sebelumnya dan kemudian naik lagi hingga akhirnya, harga turun lagi tetapi tidak sampai palung kedua. Setelah palung terakhir dibuat, harga menuju ke atas, menuju titik resistance yang ditemukan di dekat bagian atas palung sebelumnya.
Tertarik untuk pensiun dini? Yuk rutin investasi saham, klik di sini!
Itulah 5 jenis chart pattern yang cukup sering dijumpai di pasar saham Indonesia. Memahaminya akan mempermudah jalan Anda meraih cuan melalui saham. Semakin Anda paham, semakin baik Anda dalam memprediksi arah pergerakan harga yang akan datang.
Tentunya, dengan memahami chart-chart pattern yang seringkali muncul dalam market, membuat probabilitas cuan dalam trading Anda semakin besar. Nah, untuk trading saham, baiknya pilih platform yang aman dan tepercaya, yaitu MOST.co.id.