Dalam investasi saham, ada banyak istilah-istilah baru yang wajib diketahui investor saham. Salah satunya adalah window dressing. Mungkin Anda pernah mendengarnya sekilas. Namun, tahukah Anda apa maksud dari fenomena tersebut? Apa saja yang memengaruhinya? Perlukah kita membeli saham dan bagaimana sikap kita dalam menghadapi fenomena ini? Simak ulasan lengkapnya berikut ini.
Apa itu window dressing
Secara umum, window dressing ini bisa diartikan sebagai kondisi pasar yang memungkinkan harga saham menjadi kuat pada bursa efek. Masa ini menjadi kesempatan bagi pelaku window dressing, di antaranya Manajer Investasi maupun perusahaan emiten, untuk mempercantik kinerja dan laporan keuangannya. Dengan adanya window dressing, diharapkan harga saham emiten dapat bergerak naik.
Tujuan, waktu, dan faktor yang memengaruhinya
Tujuan utama dari adanya window dressing ini tidak lain adalah untuk meningkatkan kinerja maupun portofolio pada laporan keuangan selama kurun waktu tertentu, biasanya dalam tahun berjalan. Hal ini dilakukan agar portofolio kembali membaik dan mampu menarik pemegang beserta investor saham.
Biasanya, masa-masa window dressing itu muncul secara kuartalan atau setiap tiga bulan sekali. Namun, window dressing juga bisa dilakukan pada akhir tahun, seperti di bulan Desember. Hal ini akan membuat saham emiten melesat “terbang” selama sebulan hingga sampai pada bulan Januari di tahun berikutnya, fenomena yang disebut dengan January effect.
Adapun faktor yang memengaruhi terjadinya window dressing ini di antaranya adalah self fulfilling prophecy, atau ekspektasi dan prediksi dari orang-orang. Selain itu, hal ini juga bisa dipicu karena emiten maupun Manajer Investasi yang ingin mempercantik portofolionya menjelang tutup buku.
Baca juga: Maksimalkan Profit Investasi Saham dengan Analisis Teknikal
Bagaimana sikap kita dalam menghadapinya?
Sebagai seorang investor, bagaimana seharusnya kita menghadapi window dressing ini? Sebaiknya, Anda jangan terlalu panik dan terburu-buru dalam berinvestasi saham di masa ini. Tetaplah berpikir sehat dan pertimbangkan segala sesuatunya dengan matang.
Memang, idealnya pada masa ini Anda bisa memberikan suntikan dana ke dalam instrumen reksa dana dan membeli saham yang memiliki prospek bagus di masa depan. Namun, hal yang perlu diingat adalah untuk mencermati fenomena yang ada pada IHSG sebelum membeli saham. Jadi, tidak hanya pertimbangan fundamental perusahaannya saja.
Tips melakukan window dressing
Investasi saham pada masa-masa window dressing memang menguntungkan. Meski begitu, tetap saja Anda harus memiliki pengetahuan dan perhitungan yang matang. Agar tidak salah memilih saham dan menghindari kerugian, berikut beberapa tips membeli dan investasi saham window dressing.
- Sebaiknya beli saham blue chip
Pertama, Anda harus memilih saham yang masuk dalam kategori blue chip. Dengan artian saham yang ada dalam kategori ini merupakan saham pendorong yang utama dalam indeks bursa saham. Biasanya, saham ini terdiri dari perusahaan-perusahaan yang memiliki kapitalisasi pasar yang sangat besar, bahkan nilainya mencapai lebih dari Rp10 triliun.
Likuiditas dari saham blue chip ini juga cenderung bagus. Di lantai bursa saham Indonesia, saham blue chip biasanya masuk dalam indeks LQ45. Kestabilannya pun terjaga dengan baik sebab para pemain saham akan sulit untuk memanipulasi atau menggoreng harga saham blue chip. Selain LQ45, saham blue chip umumya dapat ditemukan di indeks IDX30, IDX80, serta berbagai jenis indeks unggulan lainnya.
- Fundamental dan teknikal saham juga penting
Setelah mengetahui mana saham yang masuk dalam kategori blue chip, langkah berikutnya adalah melakukan analisis secara fundamental maupun teknikal. Untuk analisis fundamental, Anda bisa melihat laporan keuangan perusahaan. Sementara untuk analisis teknikal bisa dilihat pada pergerakan saham di kurun waktu tertentu.
Analisis fundamental maupun teknikal sangat penting dan diperlukan karena pola saham tentu akan berbeda antara tahun sebelumnya dengan tahun ini pada saat window dressing.
- Mengalokasikan dana untuk investasi sesuai kebutuhan
Ketiga, Anda perlu mengalokasikan dana untuk investasi saham sesuai dengan besaran kebutuhan yang diinginkan. Ingat, dalam berburu imbal hasil pada saat window dressing, sebaiknya Anda jangan terburu-buru. Meski nominalnya tidak besar, tetap saja Anda perlu menyisihkannya secara konsisten, misalnya sebesar 20% setiap bulannya. Pastikan juga kalau kondisi keuangan sedang sehat agar Anda dapat berinvestasi dengan tenang, nyaman, dan bermanfaat untuk masa depan yang lebih baik.
Itulah ulasan mengenai window dressing dalam investasi saham. Untuk membeli saham pada saat window dressing, sebaiknya Anda memilih produk saham unggulandari emiten dan perusahaan sekuritas dengan reputasi terbaik di Indonesia, yakni Mandiri Sekuritas melalui platform investasi online MOST.