Sebelum mengetahui mengapa kita harus melek secara keuangan, mari pelajari lebih lanjut apa arti dari melek finansial itu tersendiri. Melek finansial adalah kemampuan untuk mengerti bagaimana uang bekerja, bagaimana seseorang mendapatkan uang dan mengatur uang mereka, bagaimana cara berinvestasi (menghasilkan lebih darinya), serta mendonasikan uang untuk menolong orang lain.
Bagaimana Melek Finansial Dapat Menguntungkan Bagi Anda?
Sebagai contoh, mari gunakan rata-rata gaji penduduk negara Hong Kong yang 70% penduduknya sudah tergolong “Financially Literate,” yakni gaji sebesar Rp24.000.000,00 per bulan. Apabila mereka sudah melek secara finansial dengan menyisihkan sekitar 15% atau Rp3.600.000,00 dari pendapatan mereka untuk investasi reksa dana saham setiap bulannya, maka dalam 10 tahun mereka akan mendapatkan Rp1.003.166.178 dengan asumsi return sebesar 15%.
Di sisi lain, jika mereka menabung dengan cara konservatif tanpa melalui institusi finansial, maka mereka hanya akan mendapatkan Rp432.000.000,00 dalam 10 tahun. Dengan kata lain, mereka yang melek finansial bisa tahu bagaimana uang bekerja untuk semakin menguntungkan mereka.
Pengaturan dari segi finansial memang terlihat sederhana, namun ternyata dalam penerapannya tidaklah mudah. Mari coba tanyakan pada diri Anda sendiri, apakah Anda menabung secara rutin setiap bulannya? Apakah uang tersebut rasanya sudah lari saja ke perut untuk agenda jalan-jalan setiap Sabtu-Minggu? Jika Anda menjawab ya untuk pertanyaan pertama, maka Anda sudah memenuhi syarat pertama dalam menjalani pola konsumsi sehat!
Akan tetapi, hingga kini, literasi keuangan masyarakat Indonesia masih sangat rendah. Lebih dari 75% masyarakat Indonesia masih memiliki pengetahuan yang terbatas atas produk dan jasa finansial. Jika Anda sedang menjalankan cara berinvestasi dalam pasar modal seperti investasi reksa dana, maka Anda telah menjadi salah satu dari 0,2% masyarakat yang telah aktif berinvestasi di Indonesia! Angka ini sangat kecil apabila dibandingkan di Malaysia dan Singapura yang mencapai 13% dan 30% dari populasi penduduknya.
Sayang sekali, jika ada lebih banyak orang yang mengetahui bahwa menabung dan investasi secara rutin akan menghasilkan tambahan kekayaan, tentunya akan lebih banyak orang yang tertarik untuk memulai cara berinvestasi seperti dengan investasi reksa dana yang minim risiko. Tak hanya itu, Indonesia pun mendapatkan keuntungan bila semakin banyak orang yang berinvestasi, yakni secara perlahan kebutuhan investasi dalam negeri dapat didukung melalui investasi domestik.
Melihat kondisi Indonesia yang memiliki literasi keuangan rendah, terlebih jika dibandingkan negara-negara tetangga, marilah kita menjadi individu yang cerdas dan memiliki literasi keuangan yang memadai. Saatnya beraksi dengan mulai investasi reksa dana demi mendorong kemajuan Ekonomi Indonesia!
Baca Juga: