Mengenal Trendline dan Cara Sederhana Membuatnya
Mengetahui dengan presisi ke mana pergerakan harga akan bergerak merupakan impian setiap trader. Dengan mengetahui pergerakan harga, maka akan mudah bagi trader untuk membuat keputusan kapan harus masuk dan keluar pasar. Salah satu teknik mudah yang bisa dipakai para trader untuk melakukan hal tersebut adalah dengan menggunakan garis trendline yang bisa memperlihatkan tren pergerakan harga.
Di dalam setiap time frame, pergerakan harga pada grafik akan membentuk tren. Ada tiga jenis tren yang dikenal, yaitu:
(1) uptrend/ bullish, kondisi di mana harga terus bergerak naik
(2) downtrend/bearish, kondisi di mana harga terus bergerak turun
(3) sideways/ranging, kondisi di mana harga masih bergerak naik dan turun tidak pasti
Ketika pergerakan harga sangat volatil, trader akan mengalami kesulitan dalam memahami tren pergerakan harga pada grafik candlestick. Di situasi seperti ini, trendline saham hadir sebagai alat bantu untuk menentukan tren apa yang sedang terjadi.
Bingung memilih saham terbaik? Yuk intip cara mengetahui rekomendasi saham terbaik pada aplikasi MOST, cek videonya di sini
Apa Itu Trendline?
Trendline saham adalah garis yang digambar pada grafik harga saham dengan menghubungkan titik-titik lembah/bottom yang naik secara berurutan pada kondisi uptrend, atau titik-titik puncak/top yang turun secara berurutan pada kondisi downtrend. Trendline harus memiliki setidaknya dua titik yang dihubungkan.
Trendline berfungsi sebagai alat bantu untuk mendeteksi tren dalam suatu time frame dan menunjukkan level-level support dan resistance. Dengan penggunaan trendline, trader melihat peluang trading dengan lebih mudah.
Trendline memiliki tiga sifat utama yang perlu diketahui, yaitu:
(1) semakin banyak titik yang dihubungkan, semakin trendline valid dan kuat menahan titik-titik support dan resistance.
(2) semakin trendline valid, semakin trendline tersebut diperhatikan pelaku pasar.
(3) kecuraman trendline menjadi acuan pelaku pasar mengidentifikasi kondisi bullish dan bearish.
Hubungan Trendline dan Time Frame
“Semakin besar timeframe, semakin valid trendline”
Time frame yang dipilih akan mempengaruhi keakuratan/validitas trendline. Time frame besar termasuk harian/daily atau mingguan/weekly, sedangkan time frame kecil termasuk 1 menit/1-minute atau 1 jam/1-hour. Semakin besar time frame, semakin valid trendline. Semakin valid trendline, semakin mungkin trendline diperhatikan dan ditaati pelaku pasar di kondisi mendatang. Ini terjadi karena kesalahan sinyal, atau faktor noise, yang sering terjadi di time frame kecil dapat dihindarkan.
Baca Juga : Investor Pemula Harus Tahu! Inilah Cara Jitu Menyusun Portofolio Saham agar Untung
Membuat Garis Uptrend
Garis uptrend diperlukan untuk menentukan apakah suatu saham pergerakannya memiliki kekuatan untuk terus naik dan sekaligus memberikan keyakinan pada trader untuk menahan posisi agar tidak melakukan sell.
Langkah-langkah membuat garis uptrend, sebagai berikut:
(1) menentukan titik harga terendah/low.
(2) menarik garis dari titik harga terendah tersebut ke titik harga terendah berikutnya/higher low.
(3) memperpanjang garis tersebut untuk mengantisipasi titik-titik support selanjutnya.
Membuat Garis Downtrend
Garis downtrend berguna untuk melihat fase kapitulasi yang menandakan harga mulai menurun akibat aksi jual saham, sehingga trader bisa memutuskan waktu yang tepat untuk menjual saham atau membeli saham di harga rendah
Langkah-langkah membuat garis downtrend, sebagai berikut:
(1) menentukan titik harga tertinggi/high.
(2) menarik garis dari titik harga tertinggi tersebut ke titik harga tertinggi berikutnya/lower high.
(3) memperpanjang garis tersebut untuk mengantisipasi titik-titik resistance selanjutnya.
Cara Membuat Trendline Saham di MOST
Anda hanya perlu masuk ke Insert – Lines – Trendline, atau memanfaatkan toolbar seperti di gambar. Lebih mudah lagi, Anda juga dapat memanfaatkan aplikasi MOST dengan mengakses ikon trendline di toolbar.
Menggunakan Trendline Bersamaan dengan Indikator
Pada umumnya, penggunaan trendline dilakukan bersamaan dengan penggunaan indikator oscillator, atau indikator stochastic, MACD, CCI, dan ADX. Indikator-indikator tersebut akan mengirimkan sinyal buy atau sell dalam kondisi uptrend atau downtrend.
Sebagai contoh:
(1) Pada saat uptrend, indikator memberikan sinyal buy. Anda dapat membuka posisi buy dengan Stop Loss 10 – 20 pips di bawah trendline dan Take Profit di area resistance terdekat.
(2) Pada saat downtrend, indikator memberikan sinyal sell. Anda dapat membuka posisi sell dengan Stop Loss 10 – 20 pips di atas trendline dan Take Profit di area support terdekat.
Yuk kenalan dengan investasi saham, solusi wujudkan masa depan yang mapan. Cek di sini!
Menggunakan Trendline tanpa Indikator
Trendline dapat digunakan tanpa indikator. Untuk menggunakan trendline dalam mencari profit, Anda dapat membuka posisi buy pada kondisi uptrend dan sell pada kondisi downtrend.
Ingin mengenal lebih jauh tentang trendline saham dan strategi penggunaannya? Sekarang sudah ada aplikasi MOST dari Mandiri Sekuritas yang selain tepercaya untuk Anda berinvestasi, namun juga menyediakan beragam informasi belajar investasi yang disediakan langsung oleh para ahli di bidangnya. Anda juga dapat bergabung dengan forum investasi untuk meningkatkan kepercayaan diri Anda dalam berinvestasi dalam MOST Forum.