Tertarik untuk memulai investasi saham namun bingung menentukan mana saham emiten yang harus dibeli? Tidak perlu panik, solusi termudahnya adalah dengan memilih saham blue chip. Para investor pemula tentu sudah sering mendengar tentang saham blue chip ini.
Saham blue chip pada dasarnya memiliki pendapatan yang stabil dan diikuti dengan liabilitas (kewajiban) yang terbilang rendah. Dengan kapasitas yang demikian, maka tidak mengherankan jika performa saham blue chip cenderung stabil di lantai bursa efek. Nah, salah satu tips saham pemula yang sering didengar yakni memilih emiten yang cenderung stabil pergerakannya untuk meminimalisir risiko kerugian. Saham blue chip inilah yang memenuhi kriteria tersebut.
Gerak emiten blue chip cenderung stabil jika dibandingkan dengan emiten lain. Jika memang mengalami penurunan, waktu yang dibutuhkan untuk pulih kembali pun cepat. Lalu, apa saja contoh saham blue chip di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang cocok dijadikan awal investasi saham bagi pemula? Berikut adalah beberapa contohnya :
- Bank Central Asia (BBCA)
Di BEI sendiri, BBCA menyebar 11.378.100 lembar saham. Harga per lembarnya pun terbilang tinggi, selalu di atas angka Rp30 ribu. Tahun 2020 lalu, BBCA membagi dividen tahun 2019 senilai Rp455,00 setiap lembar saham. Sedangkan dividen interim telah dibayarkan BEI sebesar Rp100 tiap lembar saham di penutupan bulan Desember 2019 lalu. Dengan demikian, BBCA telah memberikan total dividen sebesar Rp555,00 per lembar saham di tahun 2019.
- Unilever Indonesia (UNVR)
Performa UNVR di lantai bursa efek sangat baik. Sejak tahun 2014, nilai Return of Equity (RoE) UNVR selalu di atas 100%. Tercatat, di tahun 2018 RoE UNVR ada pada angka 142%. Pun demikian dengan profit yang dihasilkan. Di bulan September 2020, UNVR menghasilkan keuntungan hingga Rp5,44 triliun. Pendapatan UNVR pun terbilang stabil. Di tahun 2020, terjadi peningkatan sebesar 0,31% lebih banyak dari tahun 2019, yakni dari angka Rp32,36 triliun menjadi Rp32,46 triliun.
- Telekomunikasi Indonesia (TLKM)
Raksasa operator telekomunikasi ini pun termasuk sebagai salah satu pilihan investasi saham blue chip yang layak dipertimbangkan oleh investor pemula. Per November 2020, nilai kapitalisasi pasar Telkom Indonesia mencapai level Rp314,03 triliun. Telkom sendiri memiliki volume sebesar 99.062.216.600 di BEI.
Di tahun 2018, TLKM berhasil membayar dividen sebesar Rp16,2 triliun. Dividend payout TLKM sendiri terus mengalami peningkatan. Dalam dekade ini, tercatat gerak naik TLKM selalu stabil hingga meraih level 90% profit dari yang mulanya hanya 40% profit.
- Indofood (INDF)
Kinerja saham Indofood pun terbilang baik, sehingga masuk dalam daftar rekomendasi investasi saham blue chip. Di BEI sendiri, Indofood menyebar 3.454.800 lembar saham. Untuk harga per lembar saham Indofood bernilai Rp6.775,00 (pada penutupan tanggal 7 Januari 2021). Tahun 2019 lalu, INDF berhasil membagikan dividen sebesar Rp1,5 triliun kepada seluruh investor.
- Bank Mandiri (BMRI)
Sebagai salah satu raksasa perbankan Indonesia, Bank Mandiri pun memiliki performa yang baik hingga layak mendapat label saham blue chip. Pada kuartal III-2020, Bank Mandiri berhasil mencatatkan laba bersih sebesar Rp14 triliun. Meski mengalami penurunan jika dibandingkan dengan laba pada periode yang sama di tahun sebelumnya, angka tersebut relatif masih stabil. Terlebih, jika mengingat kondisi pandemi yang terjadi hingga saat ini.
Baca juga: Tentang Pasar Saham
- Astra International (ASII)
Kinerja ASII memang terbilang stabil. Meski pada perjalanannya tampak adanya penurunan atau terkadang nilai flat, ASII mampu pulih dalam waktu yang cepat. Di tahun 2019, Astra berhasil mencatat laba bersih hingga Rp21,7 triliun. Untuk harga sahamnya sendiri, per 7 Januari 2021, satu lembar saham ASII dihargai Rp6.050,00.
- United Tractors (UNTR)
Pada bulan Juni 2020, UNTR berhasil mengantongi pendapatan bersih sebesar Rp33,19 triliun. Angka tersebut terus meningkat karena memang pada dasarnya UNTR memiliki performa yang baik di lantai BEI.
- Perusahaan Gas Negara (PGAS)
Satu tips saham pemula, pilihlah emiten milik BUMN seperti Perusahaan Gas Negara atau PGN. Saat ini, pemilik saham terbesarnya masih pemerintah dengan total 56,96% dari total keseluruhan saham. Di tahun 2019 lalu, PGAS berhasil mencatat pendapatan hingga Rp54,4 triliun. Pendapatan dari PGN ini memiliki tren yang positif sejak tahun 2012.
Dari 8 contoh emiten saham blue chip di atas, mana yang Anda target? Mulai investasi saham dari sekarang dengan menggunakan aplikasi MOST. melalui akses jual beli yang teruji bersama mitra investasi terpercaya di pasar modal Indonesia, MOST adalah partner investasi terbaik. Daftar segera di sini!